Wujud Peran
Fungsi Mahasiswa (PFM) melalui konsep GREEN
SIDEWALK:
Trotoar
Hijau Sebagai Upaya Meningkatkan
Kenyamanan Pejalan Kaki dan Mendukung Program ITS Eco-Campus
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peran
Fungsi Mahasiswa (PFM)
Mahasiswa
secara definisi adalah
seseorang yang sedang mengikuti pendidikan di salah satu lembaga tinggi selama
beberapa waktu yang telah ditentukan. Lembaga ini disebut universitas atau
perguruan tinggi. Di lembaga inilah mahasiswa belajar mengasah otak, berpikir,
memecahkan masalah, belajar menjadi orang mandiri, sabar, ikhlas, dan melatih
keterampilan yang dimiliki.
Namun di balik semua itu menjadi
mahasiswa tidaklah semudah seseorang yang belum terkatagorikan mahasiswa.
Karena tugas mahasiswa tidak hanya belajar di kelas, membaca buku, membuat
makalah, presentasi, diskusi, hadir ke seminar, dan kegiatan-kegiatan lainnya
yang bercorak kekampusan. Ada tugas lain yang lebih berat dan lebih menyentuh
terhadap makna mahasiswa itu sendiri. Hal inilah yang sering disebut sebagai peran
fungsi mahasiswa (PFM). Tugas inilah yang dapat menjadikan mahasiswa
sebagai harapan bangsa, yaitu menjadi orang yang setia mencarikan solusi
berbagai permasalahan negara.
Pengelolaan kampus yang
berkesinambungan dan berkelanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan
merupakan suatu keharusan saat ini. Permasalahan seperti perubahan iklim,
pencemaran air, udara, dan tanah, krisis air, energi, dan sumber daya alam,
serta berkurangnya lahan hijau merupakan isu lingkungan global yang merupakan
masalah nyata di sekitar kita termasuk dalam kehidupan kampus.
Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS) berkomitmen untuk berperan aktif dalam pegembangan ilmu dan
teknologi serta penerapan gaya hidup yang berwawasan lingkungan. Untuk itu
seluruh civitas akademika ITS termasuk dosen, karyawan dan mahasiswa wajib
berperan aktif dalam menciptakan kampus yang berbudaya lingkungan.
Menurut Badan Lingkungan Hidup
(BLH) Surabaya (2011), eco-campus
didefinisikan sebagai kampus yang telah peduli dan berbudaya lingkungan dan
telah melakukan pengelolaan lingkungan secara sistematis dan berkesinambungan. Eco-campus merupakan refleksi dari
keterlibatan seluruh civitas akademika yang berada dalam lingkungan kampus agar
selalu memperhatikan aspek kesehatan dan lingkungan di sekitarnya.
Dalam program ITS eco-campus, indikator terciptanya eco-campus, beberapa di antaranya adalah : adanya penghijauan untuk
mencapai proporsi ideal Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan terciptanya kampus bebas
polusi.
Kondisi Trotoar ITS
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merupakan salah satu Universitas di kota Surabaya yang menjadi
salah satu kegiatan pendidikan. Alat transportasi yang digunakan dalam
mobilitasnya juga beragam. Salah satu bentuk mobilitas yang penjadi perhatian
utama dalam penyusunan karya tulis ini adalah berjalan kaki. Pembangunan trotoar sebagai fasilitas pendukung
jalan memberikan pengaruh yang besar
terhadap mobilitas. Selain itu, mempermudah warga ITS untuk menjalankan
berbagai aktivitasnya.
Masalah iklim dan suhu udara di Surabaya menjadi faktor penghambat
kenyamanan pejalan kaki. Sehingga mengurangi jumlah pejalan kaki di trotoar dan
mendorong penggunaan kendaraan bermotor yang menjadi salah satu penyumbang
buruknya kualitas udara serta kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai
sumber polusi di kota Surabaya.
Kondisi tidak nyamannya trotoar di ITS bagi pejalan kaki akibat iklim dan
suhu udara yang tinggi harus segera diimbangi dengan pengadaan ruang terbuka
hijau (RTH) yang memberi kenyamanan bagi pejalan kaki, mengurangi polusi udara,
serta memiliki nilai keindahan. Inovasi kanopi yang menggunakan tanaman merambat Mandevilla sandersi pada trotoar akan mampu mengurangi polusi udara dan memberikan
kenyamanan pejalan kaki.
Rumusan Masalah
Dari latar
belakang di atas dapat disusun rumusan masalah
sebagai berikut :
1.
Apa kaitan konsep Green Sidewalk dengan
peran fungsi mahasiswa (PFM)?
2. Bagaimana cara penerapan konsep Green
Sidewalk sehingga sehingga trotoar di ITS Surabaya menjadi lebih
nyaman dan asri ?
3. Bagaimana efektifitas konsep Green Sidewalk untuk mendukung Program ITS Eco-Campus?
Tujuan Penulisan
Karya
tulis ini bertujuan untuk mengemukakan peran fungsi mahasiswa (PFM)
dalam konsep inovatif penataan ruang
berbasis ekologi dengan memanfaatkan trotoar sebagai ruang terbuka hijau (RTH) yang memiliki
nilai ekologis, estetis, ekonomi, dan sosial, sebagai upaya untuk mendukung
kenyamanan pejalan kaki di ITS
Surabaya. Adapun sasaran penulisan
yang ingin dicapai yaitu:
1.
Mengaitkan konsep
Green Sidewalk dan peran fungsi
mahasiswa (PFM) ITS
2.
Mengonsep cara penerapan konsep
Green Sidewalk sehingga trotoar di ITS Surabaya menjadi lebih
nyaman dan asri
3.
Memaparkan
efektifitas dan keuntungan konsep Green Sidewalk dalam mendukung Program ITS
Eco-Campus
Manfaat Penulisan
Manfaat dalam
penulisan karya tulis ini adalah :
1.
Mengurangi efek panas
matahari pejalan
kaki
2.
Meningkatkan kualitas udara
jalan di ITS
Surabaya sehingga masyarakat lebih nyaman dalam
beraktifitas
3.
Mengurangi tingkat polusi
udara dengan adanya tanaman penyerap polutan, Mandevilla sanderis
4.
Menjadikan trotoar di ITS Surabaya menjadi lebih indah dan asri
RUMUSAN
GAGASAN
Kaitan
Konsep Green Sidewalk dengan PFM
Iron Stock
Dalam Iron
Stock mahasiswa harus bisa menjadi pengganti orang-orang yang memimpin di
pemerintahan nantinya, berarti mahasiswa akan menjadi generasi penerus untuk
memimpin bangsa ini. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu
mengedepankan kesejahteraan rakyatnya. Di era milenium ini, pemanasan
global merupakan sebuah krisis terbesar dalam sejarah yang sedang melanda
dunia. Permasalahan panjang yang berdampak meluas. Melalui konsep Green Sidewalk, mahasiswa sebagai calon
pemimpin negeri ini mahasiswa belajar untuk mengidentifikasi dan menganalisis
masalah pemanasan global (global warming)
serta menemukan solusi pemecahaannya dengan memperhatikan aspek social,
ekonomi, estetika, dan ekologis. Yaitu menggalakkan jalan kaki dengan cara
membentuk trotoar yang nyaman.
.Agent Of Change
Agent of Change berarti agen perubahan. mahasiswa dituntut untuk
menjadi agen perubahan. Maksudnya, bila ada sesuatu yang terjadi di lingkungan
sekitar dan itu salah, mahasiswa dituntut untuk merubahnya sesuai dengan
harapan sesungguhnya.
Tak dapat dipungkiri bahwa manusialah penyebab utama
pemanasan global. Alasan pertama adalah karena adanya ledakan jumlah penduduk.
Bertambahnya penduduk berarti bertambah pula kebutuhan pangan yang harus
diambil dari bumi. Kurangnya lahan pertanian membuat banyak hutan dimusnahkan
untuk dijadikan ladang. Alasan kedua yaitu perkembangan teknologi. Memang
banyak manfaat yang didapat manusia, namun seringkali perkembangan teknologi
tidak diiringi rasa tanggung jawab kepada alam sekitarnya. Terkadang manusia
hanya memikirkan keuntungan tanpa peduli akibatnya. Kemudahan teknologi membuat
manusia lupa kapan ia harus menghentikan eksploitasi sumber daya alam secara
berlebihan. Kemudian penggunaan kendaraan bermotor yang berlebihan turut
menyumbang masalah besar dalam pertambahan jumlah polusi udara yang berdampak
pada pemanasan global.
Melalui konsep Green
Sidewalk mahasiswa sebagai Agent of
Change berusaha untuk mengubah pola hidup warga ITS yang lebih senang
menggunakan kendaraan bermotor karena alasan efisiensi waktu dan tenaga menjadi
pejalan kaki dengan cara mendukung kenyamanan aktivitas pejalan kaki. Sehingga
secara tidak langsung mengurangi penggunaan energi fosil dan mengurangi polusi
udara di kota Surabaya khususnya.
Social Control
Sebagai Social Control, mahasiswa harus mampu mengontrol sosial yang ada di
lingkungan sekitar. Jadi, selain pintar dalam bidang akademis, mahasiswa juga
harus pintar dalam bersosialisasi dengan lingkungan. Social control
disebut juga sistem pengendalian sosial dalam percakapan sehari-hari diartikan
sebagai pengawasan oleh masyarakat terhadap jalannya pemerintahan, khususnya
pemerintah beserta aparatnya. Dalam pengertian
pengendalian sosial, tercakup segala proses yang bersifat mendidik, mengajak
atau bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi kaidah-kaidah dan nilai
sosial yang berlaku yang dianggap benar.
Masalah Pemanasan Global (Global Warming) belum mendapatkan penanganan optimal dari
pemerintah. Atau sudah diterapkan program penanganan, namun pelaksanaannya
belum memenuhi target harapan. Untuk itu mahasiswa perlu memberikan kritik-kritik
sosial atas kebijakan pemerintah tentang isu pemanasan global melalui berbagai
media dalam rangka mengontrol kinerja pemerintah. Tentu saja kritik disertai
dengan solusi. Yaitu melalui konsep Green Sidewalk.
Moral Force
Dalam Moral Force mahasiswa diwajibkan untuk menjaga moral-moral yang
ada. Bila di lingkungan sekitar terjadi hal-hal yang tidak bermoral, maka
mahasiswa dituntut untuk merubah dan meluruskan kembali sesuai dengan apa yang
diharapkan. Secara moralitas
mahasiswa harus mampu bersikap dan bertindak lebih baik dari yang lainnya
karena mereka mempunyai latar belakang sebagai kaum intelektual, dimana mereka
mengatakan yang benar itu adalah benar dengan penuh kejujuran, keberanian, dan
rendah hati.
Mendukung
aktivitas berjalan kaki, berarti menggalakkan budaya yang baik. Mengurangi
tindak kebut-kebutan di jalan. Serta merupakan budaya bermoral karena membantu
memberi solusi krisis dunia.
Penerapan
Konsep Green Sidewalk
Konsep Green Sidewalk
Salah satu
prasarana jalan yang disediakan bagi pejalan kaki untuk melalukan mobilitas
adalah dengan penyediaan trotoar. Berbagai pendukung kenyamanan trotoar di ITS Surabaya
dilakukan dengan cara penanaman pohon. Namun, hal ini belum cukup mendukung
kenyamanan pejalan kaki karena persebaran pohon yang kurang merata serta
aktivitas biologis akar pohon yang menyebabkan kerusakan trotoar. Keadaan iklim kota Surabaya yang tropis juga
menjadi faktor yang mempengaruhi ketidak nyamanan pejalan kaki sehingga perlu dibuat suatu inovasi tepat guna
pendukung kenyamanan pejalan kaki. Revitalisasi lahan yang belum diberdayakan untuk
dijadikan RTH tampaknya merupakan salah satu cara yang harus ditempuh untuk memperbesar jumlah RTH
yang dimiliki oleh ITS Surabaya. Hal ini juga disebabkan oleh besarnya biaya
yang diperlukan untuk membebaskan lahan baru yang akan digunakan sebagai RTH.
Konsep Green Sidewalk ini diadaptasi dari beberapa turunan
yang inovatif yaitu pembuatan taman
yang merevitalisasi trotoar
dengan
membuat kanopi-kanopi yang ditumbuhi oleh tanaman merambat sepanjang trotoar. Tanaman rambat yang
dipilih harus tahan panas, butuh sedikit air, dan mampu menyerap polutan. Tanaman merambat yang menjadi pilihan
untuk diterapkan pada Green Sidewalk yaitu Mandevilla
sanderis, yang sering digunakan sebagai penutup pagar rumah., tanaman ini
berfungsi sebagai filter udara dari polutan berbahaya dan menampung uap air
sehingga trotoar menjadi
hijau, indah, dan asri. Kemampuan
tanaman ini dalam mereduksi pencemaran udara mencapai 45% - 69% dan dapat diterapkan pada kondisi tahan
panas, memerlukan sedikit air, banyak daun untuk dapat meningkatkan daya serap
terhadap CO2.
Beberapa interior dan eksterior yang menjadi bagian dari konsep Green
Sidewalk diantaranya :
1. Kanopi
Konsep ini mengadopsi sistem kanopi rumah yang menggunakan tanaman
rambatan sebagai pelindung dari sinar matahari secara langsung. Kanopi ini akan
ditempatkan sepanjang trotoar dengan panjang kanopi 2,5 meter, jarak 4 meter
antarkanopi sehingga trotoar menjadi lebih teduh, rindang, dan asri. Jarak
tersebut dipilih agar trotoar tidak terlihat rimbun dan pengap karena terlalu
lembab.
Biaya pembuatan
kanopi memiliki keunggulan yaitu lebih murah jika
dibandingkan dengan pembuatan taman. Karena untuk membuat taman harus membebaskan
lahan yang menelan biaya yang cukup banyak. Dari segi ekonomi, tampaknya
inovasi kanopi ini lebih efektif dan efisien dalam hal penerapan dan
pengembangannya.
Sebuah ruangan yang diisi tanaman selalu akan memberikan kesegaran. Demikian juga dengan trotoar yang telah diterapkan konsep Green Sidewalk. Treatment hijau dari tanaman dapat diterapkan pada trotoar, khususnya untuk mendukung kenyamanan pejalan kaki serta mendukung ITS eco-campus.
Sebuah ruangan yang diisi tanaman selalu akan memberikan kesegaran. Demikian juga dengan trotoar yang telah diterapkan konsep Green Sidewalk. Treatment hijau dari tanaman dapat diterapkan pada trotoar, khususnya untuk mendukung kenyamanan pejalan kaki serta mendukung ITS eco-campus.
2. Tanaman merambat Mandevilla Sandersi
Tanaman yang direkomendasikan untuk aplikasi konsep Green Sidewalk yaitu tanaman rambat jenis Mandevilla sanderis. Tanaman yang
masuk dalam keluarga apocynaceae ini memang membutuhkan sinar matahari
secara penuh untuk tumbuh. Bunganya berwarna pink, putih, dan merah.
Mandevilla bagus untuk rumah berpagar rendah, karena bunga ini mengarah ke atas
dan samping, sehingga bisa dinikmati dari atas. Mandevilla suka panas langsung
dan air yang cukup. Ia menyukai tanah gembur dan porus.
Trotoar yang mendapat terik matahari akan menjadi tempat ideal bagi
habitat tanaman rambat ini. Banyak
macam dan ragam tanaman hias namun yang mampu berbunga lebat dan punya warna
yang indah jumlahnya sangat terbatas. Salah satunya adalah Mandevilla Sandersi
tanaman rambat berbunga dengan banyak pilihan warna. Tanaman rambat memang
banyak digunakan untuk menciptakan suasana yang asri.
Efektivitas
Konsep Green Sidewalk
Kelebihan tanaman
merambat Mandevilla Sandersi diantaranya:
- kelangsungan hidup tanaman ini juga mampu
tumbuh dengan baik meski sudah berusia antara 3-4 tahun. Jelas
kelebihan ini jauh dari jenis tanaman lainnya yang mati setelah berbunga. Bahkan
selain merambat mendevilla juga bisa tumbuh secara menjuntai karena
mempunyai batang yang lemas.
- Perawatan tanaman ini hanya perlu sinar
matahari penuh dan penyiraman yang rutin. Bahkan bila perlu dilakukan
penyiraman pada pagi dan sore hari setiap harinya.
- Sebagai penyerap debu dan polusi udara sampai
tingkat efektifitas mencapai 45 % , terutama untuk lokasi di jalan raya. (Badrun, 2008)
Untuk mendapatkan hasil yang baik dibutuhkan pot
dengan ukuran yang besar sehingga akar akan lebih mudah bergerak. Tentu saja, pembatas jalan dapat didesain
sebagai pot dengan tetap memperhatikan segi estetikanya. Untuk perawatanya,
pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk kompos yang ramah lingkungan
sehingga tidak menyebabkan polusi udara dan pencemaran sumber air bersih.
Efektivitas
konsep Green Sidewalk dirangkumkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 1.
Keuntungan-keuntungan sosial, ekonomi, dan ekologi dari konsep Green Sidewalk
Konsep Green Trotoar
|
||
Keuntungan Sosial
|
Keuntungan Ekonomi
|
Keuntungan Ekologi dan Estetis
|
· Memberikan kenyamanan bagi pengguna
jalan selama mobilitas
· Menurunkan dampak kelelahan dan stress
akibat panas matahari
|
·Budidaya tanaman merambat Mandevilla sanderis
sebagai holtikultur yang murah karena dapat berbunga sepanjang tahun
·Ekonomis dan efisien karena hanya mengoptimalkan
jalan rayatrotoar sebagai
lahan penghijauan (tidak membutuhkan banyak lahan dan biaya yang mahal)
|
· Mengurangi peningkatan suhu udara
· Menyerap polusi udara dan debu
· Mensirkulasi udara jalan sehingga
menjadi lebih segar dan sejuk.
· Mengurangi kesan kotor dan berdebu jalan
menjadi taman yang tropis.
|
Pembuatan kanopi ini memerlukan beberapa biaya
pembuatan yaitu:
No
|
Barang yang dibeli
|
Harga
|
1
|
Kanopi
|
Rp
400.000 per meter2
|
2
|
Jaring-
jaring kawat
|
Rp
35.000 per meter2
|
3
|
Cat
besi
|
Rp.37.000
|
4
|
Ongkos
pekerja dan las
|
relatif
|
5
|
Tanaman
Mandevilla
|
Rp.
100.000
|
Biaya Total
|
Dari segi ekonomi,
tampaknya inovasi kanopi hijau ini lebih efektif dan efisien dalam hal
penerapan dan pengembangannya.
Penjelasan dari tabel di atas dapat diketahui bahwa konsep Green Sidewalk mempunyai potensi dalam
meningkatkan kenyamanan aktivitas pejalan kaki serta mendukung program ITS Eco-Campus.
Hasil Observasi
Kami telah melakukan observasi dengan membagikan angket di beberapa
tempat tersebar di lingkup ITS. Kami membagikan angket kami kepada 25 orang.
Hasilnya kami tampilkan dalam bentuk grafik
untuk per pertanyaan yang kami ajukan.
1. Apakah tempat tinggal saat ini
berada di sekitar ITS?
Dari 25
orang yang telah kami bagikan angket, sebanyak 13 orang atau 52% dari 100%
bertempat tinggal disekitar ITS.
2. Apakah selama ini sering berjalan
kaki di dalam kawasan ITS?
Sebanyak
7 orang menjawab pernah berjalan kaki di dalam kawasan ITS, 15 orang menjawab
kadang-kadang berjalan di kawasan ITS, dan sisanya sebanyak 3 orang dari total
25 orang yang kami berikan angket tidak pernah berjalan di dalam kawasan ITS.
3. Setujukah jika trotoar di ITS
ditambahkan kanopi sebagai peneduh jalan?
Sebanyak
24 orang dari 25 orang yang kami berikan angket menjawab ya atau
96% dari 100% responden
menyetujui hal tersebut.
4. Jika konsep Green Sidewalk telah
direalisasikan, apakah tertarik untuk berjalan kaki di dalam kawasan ITS?
Dari 25
responden, sebanyak 20 orang atau 80% menjawab ya yang sebagian besar
memberikan alasan lebih nyaman, sejuk, dan dapat mengurangi polusi udara.
Sedangkan 5 orang atau 20% dari 100% menjawab tidak dengan alasan panas dan
jarak yang ditempuh.
SITE PLAN :
by : Kelompok 7
No comments:
Post a Comment