Tuesday, March 6, 2012

PMT Bank Sampah



 Penerapan Sistem Bank Sampah (Recycle Bank Training) pada Masyarakat di  Lingkungan Gedung Perencanaan Wilayah dan Kota


Disusun Oleh Kelompok 9 :
                  Akhmad Raditya Maulana F            3611100002
                 Diana Ayu Setyorini                           3611100003
                Dwi Putri Heritasari                           3611100017
                    Maria Febriana Bewu Mbele             3611100028
                 Muh Abdi Danurja R A                     3611100031
                Amira Dhiandini                                3611100065
                 Andita Rizki Rahayu                         3611100070
                   Septiawan Hendi Wiratama              3611100079



Institut Teknologi Sepuluh Nopember
 Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
2012

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sampah adalah kumpulan berbagai material buangan yang merupakan sisa proses dan kegiatan kehidupan manusia. Sebagai suatu produk yang tidak lagi mempunyai nilai ekonomis, penanganan sampah jelas harus dilakukan dan dikelola secara baik. Saat ini penanganan sampah masih sebatas pada penanganan yang konvensional yaitu sampah ditaruh ditempat terbuka untuk dibiarkan membusuk dengan sendirinya. Walaupun sudah diusahakan bahwa tempat pembuangan ini disentralisasi disatu kawasan tertentu dengan metode sanitary
landfill. Namun kenyataannya permasalahan sampah masih tidak kunjung selesai, artinya bahwa sampah yang masih terkondisi seperti di atas, masih menjadikan sumber polusi udara karena baunya, dan polusi air yang dikarenakan penanganan air lindinya (leacheate) kurang bagus sehingga meresap kemana - mana, serta menjadi penyebab terjadinya wabah penyakit dan juga sebagai salah satu penyebab terjadinya banjir. Inilah salah satu bentuk masalah yang ditimbulkan apabila penanganannya tarlambat dan tidak sistematis.
Mengelola sampah di lingkungan PWK pada dasarnya membutuhkan peran aktif seluruh warga PWK sebagai bagian dari masyarakat, terutama dalam mengurangi jumlah sampah, memilah jenis sampah hingga berupaya menjadikan sampah bermanfaat. Pelibatan warga PWK dalam proses pengelolaan sampah dengan basis partisipasi aktif terdiri dari beberapa tahapan proses yaitu, mengupayakan agar sampah dikelola, dipilah, dan diproses pada tahap awal, mulai dari lingkungan rumah tangga, upaya ini akan mengurangi jumlah sampah yang harus dikumpulkan dan diangkut ke TPS (Tempat Penampungan Sampah Sementara).
Untuk itu keterlibatan seluruh warga PWK untuk berperan serta dalam kegiatan daur ulang perlu diikutsertakan, baik sebagai produsen, maupun sebagai anggota warga penghasil sampah.  Sampah akan memiliki nilai ekonomi, apabila sampah tersebut berada dalam jumlah mencukupi untuk diperdagangkan atau diproses lebih lanjut sebagai barang-barang ekonomi, karena barang-barang tersebut pada dasarnya juga berasal dari barang-barang yang bernilai ekonomi. Sampah-sampah individual hanya menghasilkan sampah beberapa puluh gram saja, tidak akan memiliki nilai ekonomi. Ia akan memiliki nilai ekonomi bila telah mencapai jumlah yang cukup banyak, sehingga cukup feasible (memungkinkan) untuk dijadikan barang ekonomi, baik sebagai bahan baku (daur ulang) maupun sebagai komoditas perdagangan.  Untuk menampung dan memasarkan sampah tersebut perlu suatu wadah. Bank sampah adalah suatu tempat yang dapat dijadikan tempat menabungkan sampah bagi masyarakat, dalam hal ini khususnya warga PWK.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan diadakannya pengelolaan sampah dengan sistim ‘Bank Sampah’ ini adalah menumbuhkan kesadaran warga PWK akan pentingnya merubah perilaku mereka dalam pengelolaan sampah dengan cara membiasakan diri untuk memilah sampah dari sumbernya, serta upaya alternatif dalam pengelolaan sampah.

BAB II

GAGASAN


2.1 Konsep Bank Sampah

Bank Sampah tidak terlalu jauh beda dengan bank pada umumnya, hanya saja perbedaannya terletak apa yang ditabungkan, jika pada bank pada umumnya yang ditabungkan/disetorkan adalah uang, sedangkan Bank Sampah yang disetorkan adalah sampah-sampah anorganik yang masih memiliki nilai ekonomi.
Sistem ‘Bank Sampah’ ini dalam manajemennya sama dengan metode bank pada umumnya. Yaitu ‘Bank Sampah’ memiliki nasabah (orang ataupun komunitas) yang menabungkan sampahnya. Lalu nama mereka akan dicatat sebagai anggota. Dan setiap sampah yang mereka tabung, akan dicatat di buku setor / buku tabungan  kepada petugas Bank yang diibaratkan teller.
Syarat sampah yang ditabungkan adalah sampah anorganik yang memiliki nilai ekonomis dan sudah dipilah- pilah terlebih dahulu sesuai dengan jenisnya seperti kertas, plastik, botol, kaleng, besi, alumunium, dan lainnya dimasukkan kekantong-kantong yang terpisah.
Sampah yang sudah mereka setorkan akan ditimbang, dicatat, dan dikemas dalam karung – karung besar untuk selanjutnya menunggu para pengepul sampah yang akan membeli sampah tersebut.
Nasabah juga akan mendapatkan reward (uang) dari hasil menabungnya, yang diambil sesuai kesepakatan misalnya 3-5 bulan sekali.
Bank sampah juga akan mendapatkan 15% dari hasil penjualan sampah dari nasabah.

2.2 Manfaat Bank Sampah

1.    Membuat Warga PWK lebih Peduli Terhadap Sampah
Dengan adanya Bank Sampah Warga PWK lebih tertarik untuk peduli kepada sampah yang ada di sekitar lingkungan mereka, karena reward yang akan mereka dapat setelah mereka memilah dan mengumpulkan sampah pada Bank Sampah.
2.    Lingkungan di sekitar PWK lebih Bersih
Sampah-sampah yang berada di sekitar lingkungan PWK telah dikumpulkan pada Bank Sampah, sehingga jumlah sampah di  lingkungan sekitar PWK menjadi lebih berkurang, bahkan bisa menjadi tidak ada sama sekali.

2.3 Cara Kerja Bank Sampah

2.4 Kaitan Dengan PFM (Peran dan Fungsi Mahasiswa)

-          Iron Stock
Fungsi dan peran dari Iron Stock adalah untuk regenerasi. Iron yang berarti besi yang bisa melapuk sehingga membutuhkan regenerasi dan stock yang berarti cadangan. Jadi artinya mahasiswa sebagai cadangan untuk pemimpin-pemimpin selanjutnya. Sebagai pemimpin kelak, kita dituntut untuk peduli terhadap kondisi masyarakat. Dalam hal ini, kepedulian itu diwujudkan berdasarkan masalah lingkungan mengenai pengelolaan sampah. Dengan tujuan, agar mahasiswa lebih peka terhadap masalah masalah kemasyarakatan khususnya lingkungan untuk dijadikan bekal menjadi para pemimpin masa depan.
-          Agent of Change
Agent of Change adalah agen perubahan, yang dimaksud adalah mahasiswa merupakan wujud dari pemuda-pemuda yang merupakan penerus bangsa yang sudah seharusnya melakukan perubahan. Wujud perubahan yang dilakukan adalah melestarikan lingkungan dengan fokus pada pengelolaan sampah rumah tangga. Tujuannya agar mahasiswa terbiasa memperbaiki keadaaan lingkungan sekitarnya agar semakin maju.
-          Moral Force
Moral Force (kekuatan moral) di mana memiliki arti bahwa mahasiswa mempunyai moral yang baik yang dapat menjadi contoh bagi sekitar dan orang lain. Mahasiswa tidak hanya mementingkan dirinya sendiri, namun harus memberikan contoh yang baik bagi masyarakat. Dengan mengadakan program bank sampah ini, mahasiswa mampu memberikan contoh kepada masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan, dan mengelola sampah dengan benar serta mampu menghasilkan nilai ekonomi dari pengelolaan itu.
-          Social Control
Social Control berarti mahasiswa bertanggung jawab melakukan kontrol sosial. Maksudnya, mahasiswa harus peduli dengan keadaan sosial dari lingkungan dan dengan kepedulian itu harus membawa perubahan kearah yang lebih baik. Dengan adanya bank sampah ini, mahasiswa mampu mengendalikan (control)  masalah masyarakat berkaitan dengan pengelolaan sampah.

2.5    Kondisi Sampah di PWK Saat Ini

Setelah kami melakukan observasi terhadap sampah di lingkungan sekitar Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), kami mengetahui bahwa sampah-sampah yang berada di sekitar lingkungan PWK kurang  tertata dengan rapi dalam hal peletakaan maupun pengumpulan, sehingga lingkungan sekitar PWK terlihat banyak sampah yang berserakan, walaupun sudah tersedia karyawan yang bertugas untuk menangani sampah-sampah tersebut, tetapi itu semua belum cukup. Diperlukan adanya kesadaran semua pihak baik dari mahasiswa, dosen, karyawan, dan pihak-pihak terkait lainnya, agar terwujud lingkungan PWK yang asri.

2.6    Laporan Hasil Observasi

Cara observasi yang kita lakukan adalah melalui wawancara dengan berbagai narasumber: Mahasiswa PWK, Karyawan, dan petugas kebersihan.
Berikut ini hasil observasi yang kita lakukan tanggal 1 Maret 2012.
(Narasumber: Mahasiswa PWK 2009, Raditya Dwi Indrawan)

1.      Pertanyaan : Sampah jenis apa yang sering Anda buang di kampus PWK?
Jawaban : Jenis sampah plastik yang paling sering.
2.      Pertanyaan : Apakah Anda pernah mendapat uang dari sampah yang Anda buang?
Jawaban : Selama ini belum pernah
3.      Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda jika sampah yang Anda buang, dengan melalui beberapa proses dapat memberikan uang untuk Anda?
Jawaban : Setuju.
4.      Pertanyaan : Setujukah Anda jika didirikan Bank Sampah untuk ruang lingkup khusus PWK?
Jawaban : Setuju sekali, karena program ini dapat memberi kesadaran pada masyarakat khususnya warga PWK akan pentingnya mengelola sampah.
(Narasumber : Mahasiswa PWK 2010, Muh. Hidayat)
1.      Pertanyaan : Sampah jenis apa yang sering Anda buang di kampus PWK?
Jawaban : Sampah anorganik. Plastik.
2.      Pertanyaan : Apakah Anda pernah mendapat uang dari sampah yang Anda buang?
Jawaban : Tidak pernah.
3.      Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda jika sampah yang Anda buang, dengan melalui beberapa proses dapat memberikan uang untuk Anda?
Jawaban : “Siapa sih yang nggak mau uang”
4.      Pertanyaan : Setujukah Anda jika didirikan Bank Sampah untuk ruang lingkup khusus PWK?
Jawaban : Kalau itu bisa membuat lingkungan jadi lebih baik, kenapa tidak.

(Narasumber : Mahasiswa PWK 2011, Malidya Puspita)

1.      Pertanyaan : Sampah jenis apa yang sering Anda buang di kampus PWK?
Jawaban : Jenis sampah plastik seperti botol aqua, bungkus bekas jajan.
2.      Pertanyaan : Apakah Anda pernah mendapat uang dari sampah yang Anda buang?
Jawaban : Tidak.
3.      Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda jika sampah yang Anda buang, dengan melalui beberapa proses dapat memberikan uang untuk Anda?
Jawaban : Bagus, karena hal tersebut dapat menambah uang saku kita sebagai mahasiswa.
4.      Pertanyaan : Setujukah Anda jika didirikan Bank Sampah untuk ruang lingkup khusus PWK?
Jawaban : Sangat Setuju. Karena bisa meningkatkan  jiwa engineering bagi mahasiswa dengan fokus pada pelestarian lingkungan.


(Narasumber : Karyawan, Mas Ipul)
1.      Pertanyaan : Sampah jenis apa yang sering Anda buang di kampus PWK?
Jawaban : Biasanya sampah jenis kertas.
2.      Pertanyaan : Dalam sehari, ada berapa sampah kertas yang dibuang?
Jawab : Sekitar 1 kilogram per hari.
3.      Pertanyaan : Apakah Anda pernah mendapat uang dari sampah yang Anda buang?
Jawaban : Belum pernah.
4.      Pertanyaan : Setujukah Anda jika didirikan Bank Sampah untuk ruang lingkup khusus PWK?
Jawaban : Setuju, karena bisa membebaskan kawasan PWK dari para pemulung.

2.7 Kesimpulan Hasil Observasi
Menurut hasil observasi dalam bentuk wawancara dengan berbagai narasumber kami yang dilaksanakan tanggal 1 Maret 2012 pukul 16.30 – 17.30. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:
1.      Jenis sampah yang sering di buang
Menurut hasil wawancara, mayoritas mahasiswa mengatakan bahwa jenis sampah yang sering mereka buang adalah jenis sampah plastik, kertas, dan bungkusan makanan snack.
Dan menurut karyawan, jenis sampah yang sering dibuang adalah jenis kertas.
2.      Jumlah sampah yang dibuang
Menurut petugas kebersihan di PWK, sampah yang dihasilkan sekitar 7 tong sampah per hari. Dan sampah jenis kertas sekitar 1 kilogram per hari.
3.      Pendapat mereka tentang bank sampah
Menurut narasumber, mereka setuju penerapan konsep bank sampah ini di wilayah PWK. Karena menurut mereka dengan adanya bank sampah mahasiswa menjadi lebih peduli tentang pengelolaan sampah.



BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan

Bank Sampah merupakan rekayasa Engineering yang mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengolahan sampah dengan cara membiasakan diri untuk memisahkan antara sampah organik dan anorganik. Program Bank Sampah ini menerapkan sistem seperti bank pada umumnya, namun jika bank pada umumnya menerapkan sistem bunga, Bank Sampah menerapkan sistem reward. Adapun alur utamanya terdiri dari: pengumpulan, pengolahan, penjualan, pemberian reward.

3.2    Saran
Bank Sampah ini diharapkan dapat direalisasikan di setiap jurusan di ITS. Karena banyak sekali manfaat yang bisa diambil dengan adanya bank sampah ini, yaitu dapat menumbuhkan rasa peduli mahasiswa dengan lingkungannya sebagai upaya mewujudkan PFM (peran dan fungsi mahasiswa).



Hasil Dokumentasi

                                                                                            
Gambar Lokasi yang akan dijadikan Bank Sampah
 


No comments:

Post a Comment